Kamis, 27 April 2017

Pengendalian Hama Tikus

 
Hama tikus sawah  ( Rattus rattus argentiventer ) merupakan hama yang meresahkan petani karena tikus merupakan binatang yang cerdik. Ada berbagai macam upaya yang dilakukan untuk mengendalikan populasi hama tikus dengan cara yang ramah lingkungan dan terpadu, yaitu:
1. Pengendalian dengan peraturan
Hama tikus sering bersarang di dalam perakaran tanaman rumput gajah yang ditanam di pematang sawah atau penggir saluran irigasi tersier. Menyikapi hal tersebut Kelompoktani bersama Pemerintahan Desa perlu membuat peraturan pelarangan penanaman rumput gajah di pematang sawah dan di sekitar saluran irigasi. Selain itu juga ada pelarangan memburu ular di sawah karena ular merupakan predator bagi hama tikus.
2. Gropyokan
Kelompoktani perlu melakukan gropyokan tikus minimal satu kali dalam satu tahun untuk mengendalikan hama tikus. Gropyokan biasanya dilakukan dengan cara mengaliri lubang tikus yang ada di sekitar saluran irigasi dengan air supaya tikus yang ada disarangnya bisa keluar dan ditangkap. Dalam satu kali periode gropyokan bisa dilakukan selama tujuh hari sampai sepuluh hari.
 3. Pemanfaatan Burung Hantu
Selain ular, musuh alami tikus adalah burung hantu T. alba yang daerah penyebarannya luas Burung ini digunakan sebagai predator., karena burung hantu sebagai burung pemangsa (rapeor) yang berburu hewan lain untuk makanannya.Burung ini mempunyai kemampuan visual yang luar biasa, pendengaran yang tajam, kemampuan terbang dengan senyap, mempunyai cakar dan paruh.
Burung hantu (Tyto alba)
 Burung hantu termasuk spesies burung nokturnal, yang beraktivitas pada malam hari, penglihatannya sangat tajam, dimana dapat melihat mangsanya dari jarak jauh. Memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 m. Hidupnya berkelompok dan cepat berkembang biak. Induknya mampu bertelur 2 – 3 kali setahun. Sekali bertelur bias mencapai 6 – 12 butir dengan masa mengeram selama 27 – 30 hari
Burung hantu Tyto alba merupakan salah satu predator yang potensial karena spesies ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies lain yaitu ukuran tubuh yang relatif lebih besar , memiliki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembang biak.
Kelompoktani Budi luhur mendirikan rumah burung hantu (Pagupon) di tengah sawah dengan harapan sebagai rumah singgah bagi burung hantu. Setelah 1 bulan  diamati ternyata pagupon tersebut dijadikan tempat singgah burung hantu dan tempat untuk memakan tikus hal ini dibuktikan dengan adanya sisa bangkai tikus di sekitar pagupon.
Rumah Burung Hantu (pagupon).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar