Jumat, 28 April 2017

Tuba ( Derris elliptica)


Klasifikasi                                    
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae        
Bangsa : Fabales                           
Suku : Fabaceae
Marga : Derris
Jenis : Derris elliptica (Wallich) Benth)
Nama umum : Tuba
Nama daerah : Areuy ki tonggeret, Tuwa aweuy, 
Tuwa awewe (Sunda); Gadel, Ketower, Toweran, Jenu (Jawa)
Nama Inggris : Derris, tuba root.

Ciri – ciri :
Tuba  merupakan  tumbuhan  merambat  yang  membelit  dengan tinggi 15 meter. Batangnya sebesar jari-jari tangan, tetapi ulet tidak dapat  diputuskan.  Ranting  tua  berwarna  coklat,  dengan  lentisel yang berbentuk jerawat. Dahan berwarna merah gelap. Bunga zygomorf, agak perigin, relatif besar dan dengan penampilan yang khas. Tandan bunga dengan sumbu yang berambut rapat, tangkai dan anak tangkai 12-26 panjangnya, bunga tiga-tiga pada ujung cabang samping.   Daun kelopak biasanya 5, sebagian bersatu menjadi tabung. Tumbuhan ini mempunyai akar tunggang.



Tuba.

Penyebaran :
Derris ditemukan tumbuh secara liar mulai dari India sampai ke Papua, sedangkan di Afrika dan Amerika tropis telah dibudidayakan. Di Indonesia, derris terdapat hampir di seluruh wilayah nusantara.

 Habitat :
Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1500 m dpl. Derris tumbuh terpencar-pencar di tempat yang tidak begitu kering, di tepi hutan, di pinggir sungai atau dalam hutan belukar yang masih liar.

Kandungan kimia :
Bahan kimia yang terkandung dalam dalam derris adalah rotenon, deguelin, elliptone dan toxicarol.
Bagian tanaman yang digunakan adalah akar.

Akar tuba.


Cara kerja :
1.   Derris khususnya bagian akar sangat efektif mengendalikan serangga, ulat, tungau, lalat buah dan keong. Rotenon merupakan racun berspektrum luas.
2.  Sebagai racun perut dan kontak, menyebabkan serangga untuk  berhenti  makan.  Kematian  serangga  terjadi beberapa  jam  sampai  beberapa  hari  setelah  terkena rotenon.
3. Akar dapat dihancurkan sehingga menjadi tepung, lalu direndam dengan air selama 24 jam. Setelah disaring, larutan diencerkan 5 kali sebelum diaplikasi dan bisa ditambahkan perekat.
Catatan : pestisida nabati sebaiknya diaplikasikan atau disemprotkan pada sore hari.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar